Sunday, November 26, 2023

MASA KITA,KEHIDUPAN KITA,USIA KITA

AWAS KOMPUTER & GADJET MELALAIKAN HIDUP KITA


MANA YANG LEBIH BERFAEDAH ??? 

MEMBACA FACEBOOK MEMBACA WHATSAPP MEMBACA INSTAGRAM ATAU MEMBACA AL-QURAN ???  

MASA ITU KEHIDUPAN - BILAKAH KALI TERAKHIR ANDA MEMBACA AL-QURAN ???

Saturday, November 25, 2023

TERLALU MESRA DI DALAM GRUP WASSAP


SOALAN:

Assalamualaikum wbt,

Tuan, saya mahu bertanya. Bermesej dengan laki orang, bini orang ikut berwhatsapp dalam group whatsapp sekoloh bolehkah ustaz? Kalau tengok begini, grup bercampur lelaki dan perempuan, dan meleret mesej dia. Lama-lama, galak gatalnya. Baik lelaki, baik perempuan.


JAWAPAN:

Waalaikumussalam wbt,

1. Bermesej antara lelaki dan perempuan yang bukan mahram hukumnya sama dengan bercakap antara lelaki dan perempuan yang bukan mahram. Maksudnya hukumnya adalah dibolehkan jika ada keperluan, seperti jual beli dan seumpamanya.

2. Jika kandungan masej antara lelaki dan perempuan yang bukan mahram itu ialah perkara-perkara mustahak atau perkara-perkara yang perlu seperti jual beli atau seumpamanya maka hukumnya adalah harus. Cuma perlu disingkatkan setakat mustahak sahaja dan bukan berleretan perkara tersebut sehingga menyeronokkan nafsu.

3. Sekiranya telah sampai tahap bermesej seperti didalam pertanyaan diatas maka jelas hukumnya adalah haram.
Dalam hadis riwayat Abu Hurairah RA dari Nabi SAW bersabda:

كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ مِنْ الزِّنَا مُدْرِكٌ ذَلِكَ لَا مَحَالَةَ فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ وَالْأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الِاسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلَامُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ.

Maksudnya: Sesungguhnya manusia itu telah ditentukan nasib perzinaannya yang pasti akan dijalaninya. Kedua mata zinanya adalah melihat, kedua telinga zinanya adalah mendengar, lidah zinanya adalah berbicara, kedua tangan zinanya adalah menyentuh, kedua kaki zinanya adalah melangkah, dan hati pula berkeinginan dan berangan-rangan, sedangkan semua itu akan diterima atau ditolak oleh kemaluan.
Hadis riwayat Imam Muslim dalam Sahih-nya (no.2657)

4. Sememamagnya perkara tersebut adalah tangga pertama kepada apa yang lebih teruk. Kerana semua kita tahu amat jarang sekali kedengaran pergaulan antara lelaki dan perempuan bermula dengan perbuatan yang zina terus. Ia biasanya dimulai dengan yang ringan-ringan akhirnya melangkah satu langkah satu langkah kepada yang paling berat.

Cukuplah bukti yang kita sendiri dapat melihat dengan mata kepala begitu banyak kes yang berlaku dalam masyarakat kita berpunca dari aplikasi whatsapp, facebook dan seumpamanya akhirnya berlaku keruntuhan rumah tangga, perceraian, berlakunya doza zina yang terkutuk yang mencemarkan kemuliaan insan, maruah sistem kekeluargaan, dan nasab dalam keturunan manusia. Perkara yang asalnya harus tetapi kerana nafsu bertukar menjadi haram kerana hilangnya rasa tanggungjawab dalam menghargai kebebasan yang Allah Taala amanahkan.

Kata syair arab :

نَظْرَةٌ فَابْتِسَامَةٌ فَسَلَامٌ فَكَلَامٌ فَمَوْعِدٌ فَلِقَاءٌ.

Maksudnya: Bermula dengan pandangan, kemudian disusuli dengan senyuman, lalu disusuli dengan bertegur sapa, barulah berbicara, lalu berjanji akhirnya bertemu.
Semoga Allah Taala menyelamatkan kita dan keluarga kita.

Wallahua’lam.
DATO’ DR ZULKIFLI MOHAMAD AL-BAKRI
Mufti Wilayah Persekutuan

sumber : http://ulamasedunia.org/2016/11/16/al-kahfi-terlalu-mesra-di-dalam-group-whatapp/

########## Nota Untuk Ku ######### 


Rasulullah Shallallahu “Alaihi wa Sallam bersabda: عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: (( مَنْ خَبَّبَ عَبْدًا عَلَى أَهْلِد هِ فَلَيْسَ مِنَّا، وَمَنْ أَفْسَدَ اِمْرَأَةً عَلَى زَوْجِهَا فَلَيْسَ مِنَّا )) [حديث صحيح رواه أحموالبزار وابن حبان والنسائي في الكبرى والبيهقي]


Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: ‘SESIAPA YANG MENIPU DAN MEROSAK (hubungan) seorang hamba sahaya dari tuannya, maka ia bukanlah sebahagian dari (golongan) kami, dan SIAPA YANG MEROSAKKAN (HUBUNGAN) SEORANG WANITA DARI SUAMINYA, maka ia bukanlah dari (golongan) kami.’”

(Hadith shahîh diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Al-Bazzar, Ibn Hibban, Al-Nasa-i dalam al-Kubra, dan Al-Baihaqi)

HUKUM ISTERI CHATTING DENGAN PRIA LAIN

Tidak tahu hukum, atau tidak mampu melawan nafsu. Hanya itu yang dapat menjelaskan mengapa ada suami atau isteri yang 'bercatting' dengan lawan jantinanya yang bukan 
mahram.
Sesungguhnya perbuatan itu satu dosa yang bukan kecil impaknya dalam kehidupan mereka yang terlibat dan keluarga mereka. Dosa apabila dianggap biasa, akan menjadi barah yang mematikan fitrah hati dan menghijab bantuan Ilahi.
Akibatnya, sipendosa akan menerima balasan di dunia dan di akhirat sekiranya tidak bertaubat dengan Allah dan memohon ampun daripada pasangan masing-masing.
Malangnya, masih ada pihak yang merasakan perbuatan itu bukan satu dosa, bahkan perbuatan itu dianggap baik dan bermanfaat walaupun hakikatnya mereka sendiri kabur apakah manfaat dan kebaikan yang mereka rasakan ada itu.
Selalunya, perbuatan itu dilakukan tanpa pengetahuan pasangan masing-masing, justeru hati mereka sendiri sebenarnya diburu rasa bersalah dan malu jika perbuatan itu ketahuan oleh orang lain lebih-lebih lagi oleh suami atau isteri mereka masing-masing.
Dari Nawwas bin Sam'an Al Ansari, bahawa ia pernah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang kebaikan dan dosa. Maka baginda bersabda: "Sesungguhnya kebaikan itu adalah akhlak yang baik, sedangkan dosa itu adalah apa yang menggelisahkan hatimu dan kamu benci jika manusia mengetahuinya." (HR Ahmad No: 16975)
Namun percayalah, dosa tidak akan selamanya mampu disembunyikan, melainkan akan terbongkar jua, lambat atau cepat, di dunia lagi, lebih-lebih lagi di akhirat. Mereka yang melakukannya, akan hilang ketenangan dan keberkatan dalam hidup di dunia dan akan diazab di akhirat. Nauzubillah.
Zina orang yang sudah berkahwin lebih berat hukumannya berbanding zina orang yang belum berkahwin, maka begitulah dosa catting bukan muhram orang yang sudah berkahwin dengan yang belum. Mereka bukan sahaja berdosa kepada Allah, juga berdosa kepada pasangan hidup mereka yang punya hak untuk mendapat ketaatan dan kesetiaan.
Untuk mereka yang mungkin tidak tahu hukum bercatting dengan bukan mahram artikel yang saya petik di bawah boleh menjelaskannya. Bagi mereka yang sudah tahu hukum, tetapi masih juga terlibat... bacalah sekali lagi untuk mensegerakan taubat.
Mudah-mudahan, keluarga kita - isteri, suami, anak-anak dan lain-lain tidak porak peranda akibat kegagalan kita menahan nafsu untuk menimati kemanisan maksiat batin yang pastinya akan berakhir dengan kepahitan dan penyesalan. Dosa sesungguhnya satu racun yang sangat berbisa, lebih-lebih lagi bila dinikmati tanpa rasa bersalah dan dengan ketegaan mencalarkan maruah.
Petikan:

"Bagi istri yang tidak taat pada adab adab chatting dalam Islam maka sama seperti berzina dan melakukan dosa besar pada suami serta pada nilai pernikahan itu sendiri."

Komunikasi dengan semua orang baik itu yang dikenal seperti keluarga, teman dekat, rekan kerja, saudara, dsb atau dengan orang yang bahkan tidak dikenal seperti komunikasi di media sosial tentu bukan hal yang asing lagi di jaman modern ini ya sobat, dimana teknologi canggih membuat semua orang dari dunia atau tempat manapun bisa saling mengenal, tidak hanya berkirim pesan saja namun juga bisa berkirim gambar atau suara.
Nah sobat, hal ini terkadang menimbulkan permasalahan dalam hubungan, misalnya dalam makna pernikahan dalam islam. Terkadang, suami atau istri menjadi sibuk dengan berkirim pesan pada orang lain atau biasa disebut chatting dan menjadi kurang dalam menjalankan kewajiban rumah tangganya.

Nah sobat, untuk memahami lebih jelas dan mengarahkan diri sendiri ke segala sesuatu yang terbaik, simak Hukum Istri Chatting dengan Pria Lain berikut sebagai wawasan islami dan panduan dalam keseharian.
Chatting’ dengan lawan jenis yang bukan mahram sama halnya dengan berbicara melalui telepon, SMS, dan berkirim surat. Semuanya ada persamaan. yaitu sama sama berbicara antara lawan jenis yang bukan mahram.
Persamaan ini juga mengandung adanya persamaan hukum. Karena itu, ada dua perkara berkaitan yang perlu kita bahas sebelum lebih jauh membicarakan hukum ‘chatting’ itu sendiri.
Chatting Istri dengan Pria Lain yang Diperbolehkan dan yang Dilarang
Berbicara antara laki laki dan perempuan yang bukan mahram pada dasarnya tidak dilarang dan tidak merusak keutamaan menjadi seorang istri apabila chatting itu memenuhi syarat syarat yang sudah ditentukan oleh syara’.
Seperti chatting yang mengandung kebaikan, menjaga adab adab kesopanan, tidak menyebabkan fitnah dan tidak khalwat. Begitu jika hal yang penting atau berhajat umpamanya hal jual beli, kebakaran, sakit dan seumpamanya maka tidaklah haram.
“Karena itu janganlah kamu (isteri isteri Rasul) tunduk(yakni melembutkan suara) dalam berbicara sehingga orang yang dalam hatinya ada penyakit memiliki keinginan buruk. Tetapi ucapkanlah perkataan yang baik”. (QS. al Ahzab: 32)
Chatting yang dilarang adalah chatting yang menyebabkan fitnah dengan melembutkan suara. Termasuk di sini adalah kata kata yang diungkapkan dalam bentuk tulisan. Karena dengan tulisan individu juga bisa mengungkapkan kata kata yang menyebabkan individu merasakan hubungan istimewa, kemudian menimbulkan keinginan yang tidak baik.
Termasuk juga dalam melembutkan kalimat adalah kata kata atau isyarat yang mengandung kebaikan, namun ia bisa menyebabkan larangan fitnah dalam islam. Yaitu dengan cara dan bentuk yang menyebabkan timbulnya perasaan khusus atau keinginan yang tidak baik pada diri lawan bicara yang bukan mahram. Baik dengan suara ataupun melalui tulisan. Jika ada unsur unsur demikian ia adalah dilarang meskipun pembicara itu mempunyai niat yang baik atau niatnya biasa biasa saja.
“Janganlah ada di antara kalian yang berkhalwat dengan seorang wanita kecuali dengan mahramnya,” (HR. Bukhari dan Muslim)
“Tiadalah seorang lelaki dan perempuan itu jika mereka berdua duaan melainkan syaitanlah yang ketiganya,” (Hadis Sahih).
Chatting Istri dengan Pria Lain Harus dengan Keperluan dan Memiliki Batasan Sesuai Syariat Islam
1. Jangan tabarruj
” Hendaklah kalian (para wanita) tetap di rumah kalian dan hindarilah kalian bertabarruj dan seperti tabarruj orang orang Jahiliyah yang dahulu…” (QS. Al Ahzab: 33)

Jangan mendayu dayukan kalimat
Kalimat chatting yang mendayu, mendesah, dan yang serupa bisa merangsang birahi bagi orang yang memiliki penyakit di hatinya. Maka ketika sedang berchatting, baik mengobrol ataupun bercanda, tetap jaga wibawa dalam vibrasi suara.\

2. Selalu minta izin suami jika akan chatting, baik di dalam rumah maupun di luar rumah
Banyak istri yang mulai melupakan aturan dasar ini, bahwasanya izin pada suami untuk keluar rumah ataupun memasukkan tamu ke dalam rumah adalah hal penting yang perlu dilakukan, meskipun untuk teman sendiri yang sudah sering berkunjung. Hal ini juga berlaku pada chatting, tetap harus dengan izin suami.

“Tidak halal bagi seorang wanita untuk mengizinkan orang lain masuk ke rumahnya, tanpa persetujan suaminya.” (H.R. Bukhari)
3. Jangan berkhalwat, baik di dunia nyata maupun dunia maya
Menjaga diri agar jangan berdua duaan merupakan hal penting dalam adab pergaulan, terutama setelah individu menjadi seorang istri. Sebisa mungkin hindari hal hal yang bisa membuat terjadinya khalwat, misal: Naik motor berduaan, ngobrol di chat room berduaan, dan hal lainnya yang bisa menyebabkan timbulnya fitnah.

4. Jangan chatting mengenai masalah rumah tangga
chatting mengenai masalah rumah tangga pada pihak ketiga yang merupakan lawan jenis sama sekali bukan ide yang bagus. Sebaiknya hindarilah chatting persoalan rumah tangga dengan teman lelaki mana pun.

” Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hindarilah ia berkhalwat dengan seorang wanita tanpa ada mahrom wanita tersebut, karena syaitan menjadi orang ketiga di antara mereka berdua.” (HR. Ahmad dari hadits Jabir 3/339.)
5. Menjauhi segala sarana menuju zina
Allah Ta’ala berfirman, “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”(QS. Al Isro’ [17] : 32)

Adab dan Hukum Istri Chatting dengan Pria Lain
6. Hanya untuk Keperluan Penting
Jika chatting tidak untuk keperluan yang penting, maka segeralah dihentikan, karena termasuk ke dalam perbuatan sia sia.

7. Durasi (tempoh) tidak lama
Hal yang perlu diperhatikan lainnya adalah masalah waktu atau durasi, jangan sampai melampaui batas. Berapa lamakah waktu yang diperlukan untuk membicarakan hal yag penting? Meski hanya melalui whats app, chatting sebentar saja sudah cukup jika memang dilakukan hanya berdua, jika ingin lebih lama, lakukanlah chatting di forum.

8. 9. Jangan Sengaja Menarik Hati Lawan Chatting
Dalam hal ini, Allah SWT berfirman yang artinya: “Karena itu janganlah kamu (isteri isteri Rasul) tunduk(yakni melembutkan suara) dalam berbicara sehingga orang yang dalam hatinya ada penyakit memiliki keinginan buruk. Tetapi ucapkanlah perkataan yang baik,” (QS. al Ahzab: 32).

Imam Qurtubi menafsirkan kata ‘Takhdha’na’ (tunduk) dalam ayat di atas dengan arti lainul qaul (melembutkan suara) yang memberikan rasa ikatan dalam hati. Yaitu menarik hati orang yang mendengarnya atau membacanya adalah dilarang dalam agama kita.
Artinya pembicaraan yang dilarang adalah pembicaraan yang menyebabkan fitnah dengan melembutkan suara. Termasuk di sini adalah kata kata yang diungkapkan dalam bentuk tulisan. Karena dengan tulisan seseorang juga bisa mengungkapkan kata kata yang menyebabkan seseorang merasakan hubungan istimewa, kemudian menimbulkan keinginan yang tidak baik.
9. Larangan Khalwat (Berduaan)
“Janganlah ada di antara kalian yang berkhalwat dengan seorang wanita kecuali dengan mahramnya,” (HR. Bukhari dan Muslim.)

Khalwat adalah perbuatan menyepi yang dilakukan oleh laki laki dengan perempuan yang bukan mahram dan tidak diketahui oleh orang lain. Perbuatan ini dilarang karena ia dapat menyebabkan atau memberikan peluang kepada pelakunya untuk terjatuh dalam perbuatan yang dilarang. “Tiadalah seorang lelaki dan perempuan itu jika mereka berdua duaan melainkan syaitanlah yg ketiganya,” (Hadis Sahih).
Khalwat bukan saja dengan duduk berduaan. Tetapi berbicara melalui telepon atau chatting di luar keperluan syar’i juga dapat dikatakan berkhalwat. Hukum chatting sama dengan menelepon sebagai mana yang sudah kita terangkan di atas. Artinya chatting di luar keperluan yang syar’i termasuk khalwat. Begitu juga dengan sms. Walaupun dengan niat berdakwah.
Kesimpulan Hukum Istri Chatting dengan Pria Lain
1. Chatting dengan pria lain boleh dilakukan karena kepentingan seperti masalah pekerjaan atau hal yang penting dan harus dengan izin suami atau menceritakan pada suami sebab istri harus terbuka pada suami.
2. Dilarang menggunakan kata kata yang menjurus pada menggoda pria lain atau membuat pria lain tertarik.
Dilarang chatting dengan durasi lama dengan keperluan yang tidak penting atau bahkan menceritakan perihal rumah tangga.

3. Bagi istri yang tidak taat pada adab adab chatting dalam Islam maka sama seperti berzina dan melakukan dosa besar pada suami serta pada nilai pernikahan itu sendiri.
Jadi jelas ya sobat bagaimana hukumnya, tentu sekarang sobat bisa memahami dan mengambil kesimpulan mana yang penting untuk dibicarakan dengan pria lain dengan izin suami tentunya dan hal hal apa yang tidak perlu atau dilarang dibicarakan, lebih baik fokus untuk menjalankan pernikahan sesuai syariat islam.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, tentu yang terbaik ialah menjadi wanita yang pandai menjaga diri dan mengabdi hanya untuk suaminya ya sobat. Semoga menjadi ulasan yang bermanfaat, sampai jumpa di artikel berikutnya, terima kasih.
Hukum Istri Chatting dengan Pria Lain
written by Suharyanto Arby October 10, 2018

Thursday, November 23, 2023

TIDAK SOLAT TAPI BERJAYA - AWAS ITU "ISTIDRAJ"

Seperti yang kita tahu, ilmu itu merupakan cahaya, dan ianya tidak akan memasuki hati-hati yang gelap. Tetapi kita lihat, kawan kita yang berjudi, yang minum arak, boleh berjaya pula, sedangkan kita terkial-kial walaupun sudah berusaha.

Kita tahu bahawa, siapa yang berbuat baik, taat kepada ALLAH akan dipermudahkan jalan kehidupannya, tetapi kita lihat, kawan kita ini tidak solat, tetapi bisnesnya menjadi, kita pula hidup dengan penuh cabaran dan dugaan.

Kita juga tahu bahawa, ISLAM ini agama yang benar, tetapi kita sering melihat orang-orang yang bukan ISLAM itu lebih berjaya, dan ummat ISLAM tertindas dalam kehidupan sempit lagi derita.

Jika orang bertanya kepada kita. Kenapa begitu? Sekarang ini, yang manakah benar? Adakah kita faham selama ini tidak benar?

istidraj, tak solat tapi berjaya, tak solat tapi kaya, tak solat tapi mewah, tak solat tapi gaji tinggi, tak solat tapi duit banyak

Maka saya hendak bertanya kepada anda.

Adakah anda tahu apa itu istidraj?

Istidraj ini adalah satu kalimah, yang sering menunjuk kepada keadaan seseorang itu yang terus dilimpahkan rezeki dan kejayaan yang melimpah ruah dalam kehidupannya, walaupun dia bukan hamba ALLAH yang taat, malah seorang pembuat maksiat yang tegar.

Kenapa mereka ini dinamakan manusia yang mendapat istidraj? Apakakah maksud istidraj?

Istidraj adalah, apabila ALLAH memberikan kejayaan, harta kekayaan, rezeki yang melimpah ruah untuk manusia itu menjadi lebih jauh dariNya.

Biasanya, manusia yang mendapat istidraj ini adalah mereka yang tidak berusaha menjalankan ISLAM dalam kehidupan, juga tidak berusaha mengenali ALLAH SWT.


Contoh manusia yang mendapat istidraj ini banyak. Saya bagi contoh yang paling mudah. Salah seorang darinya adalah Qarun.

Adakah anda kenal kepada Qarun? Dia adalah seorang manusiayang teramat kaya. Diriwayatkan bahawa, kotak yang mengisi kunci kepada gedung-gedung perbendaharaannya tidak mampu diangkat oleh orang-orang yang kuat. Perkara ini hendak menyatakan betapa kayanya dia.

Kisah Qarun terdapat di dalam Al-Quran. Hartanya melimpah ruah. Segala perniagaannya menjadi. Segala pelaburannya mengembang. Hartanya makin hari makin bertambah, sedang yang bertambah semalam tidak pula luak digunakan.

Tetapi bila Nabi Musa cuba mengingatkannya berkenaan semua kekayaannya itu datang daripada ALLAH, maka Qarun dengan angkuh menjawab, “Tidak, semua ini adalah hasil dari ilmuku”

Lihat apa kata Qarun. Tidak, semua ini adalah hasil dari… ILMUKU. Dia semakin jauh dari ALLAH, walaupun kekayaannya menjadi, rezekinya melimpah ruah dan sebagainya. Dia saban waktu memperlekehkan pengikut-pengikut nabi Musa yang terdiri daripada orang miskin dan hamba.

Apakah pengakhiran Qarun? Dia akhirnya ditenggelamkan ALLAH ke dalam bumi dengan seluruh hartanya.

Malah, kisahnya telah diabadikan di dalam Al-Quran.

istidraj, tak solat tapi berjaya, tak solat tapi kaya, tak solat tapi mewah, tak solat tapi gaji tinggi, tak solat tapi duit banyak

Jadi sekarang, apa yang kita mahu?

Sebab itulah, saya hendak mengajak saudara-saudari berfikir, apakah yang akan timbul di dalam hati kalian apabila kalian ini jenis yang melazimi dosa-dosa, melakukan maksiat, kemudian kalian berjaya di dalam peperiksaan atau perniagaan. Apakah agaknya yang akan timbul dalam jiwa kalian?

Saya yakin, 99% akan merasa begini, “Lihat, saya tak solat pun boleh berjaya. Siapa kata solat itu boleh membawa kejayaan?”

Apakah yang akan terjadi kepada anda ketika itu? Anda berjaya, tetapi anda lupa bahawa yang memberi kejayaan adalah Allah SWT, dan inilah buktinya ada semakin jauh dari ALLAH. Itulah istidraj.

Maka jangan gusar bila anda belum atau tidak berjaya. Cuba lagi. Hubungan keimanan anda dengan ALLAH itulah yang pertama sekali perlu anda perhatikan. Jika anda berjaya membina hubungan keimanan yang baik, insyaALLAH, badai sekalipun, anda akan mampu melaluinya.

Sebenarnya ALLAH suka menguji hamba-hambaNya yang beriman. Terdapat satu kisah yang saya suka baca ketika saya masih kecil.

Terdapat dua orang nelayan. Seorang penyembah berhala, dan seorang lagi muslim yang taat kepada ALLAH.

Ketika menebar jala, yang menyembah berhala menyebut nama berhalanya, manakala yang muslim membaca bismillah.

Bila jala diangkat, yang menyembah berhala mendapat banyak ikan, manakala yang muslim, hampir tiada ikan untuknya pada hari itu.

Malaikat yang melihat keadaan itu bertanya kepada ALLAH.

“Ya ALLAH, apakah yang telah berlaku? HambaMu yang menyekutukanMu, KAU berikan dia rezeki yang banyak, sedangkan hambaMu yang menyebut namaMu, KAU tidak memberikan DIA apa-apa”

ALLAH menjawab, “Yang menyekutukanKu, tempatnya memang sudah pasti dalam NERAKA. Maka apalah sangat rezeki yang pasti akan hancur itu jika Kuberikan kepadaNya? Tetapi HambaKu yang beriman itu, AKU hendak memberikannya ganjaran syurga, maka AKU mengujinya untuk melihat kebenaran imanNya”.

Lihatlah, jangan anda kecewa bila diuji, tidak berjaya di dalam peperiksaan walau sudah belajar siang malam. Gagal dalam perniagaan walaupun hebat menyusun strategi. Itu semua adalah sebahagian dari ujian ALLAH. ALLAH menguji hanya untuk mereka yang dikasihi.

Bukankah ALLAH SWT ada berfirman, “Apakah kamu mengira KAMI akan membiarkan kamu berkata kami beriman sedangkan kamu belum diuji?”

Jika gagal terhadap satu-satu perkara, anda masih belum gagal dalam kehidupan. Teruskan usaha, selagi nyawa masih ada. InsyaALLAH, ALLAH akan memberikan sesuatu yang bermakna kepada anda. Bersangka baiklah kita kepada PENCIPTA kita.

Maka sebenarnya, bila hidup kita digegarkan dengan masalah, hendaklah kita rasa bersyukur. Tandanya, ALLAH masih lagi dekat dengan kita. Ujian adalah tanda kasih sayang dan perhatianNya kepada kita.

Mustahil anda suka senang sebentar di dunia, di akhirat yang kekal abadi nanti anda merana. Anda mahukan istidraj?

Saya yakin tidak..

Anda tenang sekarang? aAnda wajib untuk tidak berasa tenang jika anda berbuat dosa, dan anda berjaya. Sebab itulah, muhasabah diri itu penting. Untuk kita sentiasa periksa bagaimanakah hubungan kita dengan ALLAH SWT.

kredit: IslamItuIndah
..........................................................................................................

UJIAN ISTIDRAJ BUAT INSAN

Ada golongan manusia yang taat, tetapi dia hidup dalam kesempitan manakala ada pula golongan bergelumang dosa, namun memperoleh nikmat kesenangan.

Allah SWT berkuasa melakukan apa saja yang dikehendaki-Nya. Firman Allah SWT yang bermaksud: “Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!”, maka jadilah sesuatu itu.” (Surah Yasin, ayat 82)

Sebagai hamba yang taat, setiap ketentuan Allah pastinya diterima dengan penuh keredaan. Kewajipan sebagai seorang Muslim mesti diteruskan meskipun terdapat harapan dan impian yang masih belum dimakbulkan.

Firman Allah SWT bermaksud: “Dan apabila para hamba-Ku bertanya kepadamu mengenai Aku maka (beritahu kepada mereka): Sesungguhnya Aku (Allah) sentiasa hampir (kepada mereka), Aku perkenankan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka hendaklah mereka menyahut seruan-Ku (dengan mematuhi perintah-Ku), dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku supaya mereka mendapat petunjuk.” (Surah al-Baqarah, ayat 186)

Dalam kalangan kita ada yang diuji dengan pelbagai pemberian nikmat, namun dirinya terus bergelumang maksiat serta melanggar perintah Allah.

Allah SWT berfirman yang bermaksud: “Kemudian apabila mereka melupakan apa yang diperingatkan mereka dengannya, Kami bukakan kepada mereka pintu-pintu segala kemewahan dan kesenangan sehingga apabila mereka bergembira dan bersuka ria dengan segala nikmat yang diberikan kepada mereka, Kami timpakan mereka secara mengejut (dengan bala bencana yang membinasakan), maka mereka pun berputus asa (daripada mendapat pertolongan).” (Surah al-An’am, ayat 44)

Itulah yang dinamakan istidraj. Pemberian itu sebenarnya tidak diredai Allah SWT. Manusia yang diuji dengan istidraj akan memperoleh pelbagai nikmat dunia sama ada dalam bentuk kekayaan, kejayaan, pangkat dan gelaran, pengiktirafan dan sanjungan.

Namun semua itu tidak menjadikan mereka hamba-Nya yang bersyukur, sebaliknya terus jauh daripada Allah SWT. Mereka menyangka Allah SWT memberi segala-galanya meskipun mereka ingkar kepada-Nya.

Golongan yang diuji dengan istidraj kadangkala angkuh mengatakan: “Tengok aku tak solat, tetapi masih dapat naik pangkat,” “Engkau sentiasa ke masjid, tapi aku juga berjaya dalam peperiksaan”, “Tanpa restu ibu bapa, aku masih berjaya memperoleh apa yang dihajati.”

Semua contoh ungkapan itu adalah petanda ujian istidraj. Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Apabila kamu melihat bahawa Allah memberikan nikmat kepada hamba-Nya yang selalu membuat maksiat, ketahuilah orang itu menerima istidraj daripada Allah.” (Hadis Riwayat Ahmad)

Lihat bagaimana Fir’aun yang memiliki segala nikmat dunia menyebabkan dirinya angkuh sehingga mengaku sebagai tuhan.

Firman Allah SWT yang bermaksud: “Dan Fir’aun pula berkata: Wahai pengikutku, aku tidak mengetahui ada bagi kamu sebarang Tuhan yang lain daripadaku. Oleh itu, wahai Haman, bakarkanlah untukku batu-bata serta binalah untukku bangunan yang tinggi supaya aku naik melihat Tuhan Musa (yang dikatakannya itu) dan sesungguhnya aku percaya adalah Musa daripada orang yang berdusta.” (Surah al-Qasas, ayat 38)

Bagaimana kesudahan hidup Fir’aun? Segala nikmat yang diperolehnya langsung tidak memberi sebarang manfaat, sebaliknya Allah SWT membinasakannya dalam keadaan sangat hina.

Firman Allah SWT yang bermaksud: “Dengan sebab itu Kami mengepungnya (Fir’aun) bersama-sama tenteranya serta Kami humban mereka ke dalam laut, maka perhatikanlah bagaimana buruknya kesudahan orang yang zalim.” (Surah al-Qasas, ayat 40)

Begitu juga bagaimana Allah SWT menguji hamba-Nya dengan nikmat dunia yang menjadikannya jauh daripada rahmat dan kasih sayang-Nya.

Istidraj bukan saja boleh berlaku kepada hamba-Nya yang tidak beriman, malah boleh terjadi kepada golongan yang tidak berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Allah menyatakan kepada Rasulullah SAW menerusi firman-Nya yang bermaksud: “Kami akan menarik mereka sedikit demi sedikit (ke jurang kebinasaan), dari arah yang mereka tidak mengetahuinya.” (Surah al-Qalam, ayat 44)

Justeru, jangan persiakan setiap nikmat yang diterima dengan perlakuan mengundang kemurkaan Allah SWT. Bagi yang sedang diuji dengan kesempitan hidup, yakinlah nikmat Allah SWT akan datang dalam pelbagai bentuk kerana Allah tidak sesekali menzalimi hamba-Nya yang beriman.

Penulis Mohd Shahrizal Nasir adalah Universiti Sultan Zainal Abidin (UniSZA), Terengganu

Wednesday, November 22, 2023

PADAH ISTIDRAJ

ISTIDRAJ adalah situasi di mana Allah mengurniakan rezeki berlimpah ruah sedangkan kita masih melakukan maksiat pada Allah.

Antara ciri-ciri orang yang istidraj :

1. Sengaja meninggalkan solat.

2. Sengaja meninggalkan puasa.

3. Tidak ada perasaan berdosa ketika bermaksiat dan membuka aurat.

4. Berat untuk bersedekah

5. Merasa bangga dengan apa yang dimiliki.

6. Mengabaikan semua atau mungkin sebahagian perintah Allah.

7. Menganggap mudah perintah- perintah Allah.

8. Merasa umurnya panjang dan menunda-nunda taubat.

9. Tidak mau menuntut ilmu

10. Lupa akan kematian.

Tetapi Allah tetap memberikan kita :

1.  Harta yang berlimpah.

2.  Kesenangan terus menerus.

3.  Dikagumi dan dipuja puji banyak orang.

4.  Tidak pernah diberikan sakit.            

5.  Tidak pernah diberikan musibah.

6.  Hidupnya aman-aman saja.

Hati-hati…

Ini kerana Allah telah membiarkan kita lalai dengan dunia dan menundakan hukuman atas maksiat yang kita lakukan didunia ini.

Jangan berasa terlalu senang dan, tenteram dengan hidup kita saat ini,seolah -olah hidup kita penuh berkat dari Allah.

Lihat dan muhasabah diri kita..

Bila semua kesenangan yang Allah berikan pada kita hanya membuat kita semakin jauh dari Allah dan melupakan segala perintahNya, berwasapadalah. Bimbang Allah memberikan kurniaanNya dengan murka.

Dari Ubah bin Amir radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا رَأَيْتَ اللَّهَ تَعَالى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَايُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى مَعَاصِيهِ فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنْهُ اسْتِدْرَاجٌ

“Apabila Anda melihat Allah memberikan kenikmatan dunia kepada seorang hamba, sementara dia masih bergelimang dengan maksiat, maka itu hakikatnya adalah istidraj dari Allah.”

Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allah,

فَلَمَّا نَسُوامَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَاعَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ

“Tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al-An’am: 44)

(HR. Ahmad, no.17349, Thabrani dalam Al-Kabir, no.913, dan disahihkan Al-Albani dalam As-Shahihah, no. 414).

Semoga kita dilindungiNya daripada Istidraj dan sentiasa taat pada perintah Allah.

Sumber Dari: http://www.kumpulankonsultasi.com/2016/01/pengertian-istidraj-dalam-islam-dan-dampak-negatif-terhadap-pelaku-nya.html#ixzz4Vbyb0AYs

Tuesday, November 21, 2023

ISTIDRAJ ITU NYATA


Ketika Allah membiarkan kita:

1. Sengaja meninggalkan solat.
2. Sengaja meninggalkan puasa.
3. Tidak ada perasaan berdosa ketika bermaksiat dan membuka aurat.
4. Berat untuk bersedakah.
5. Merasa bangga dengan apa yang dimiliki.
6. Mengabaikan semua atau mungkin sebahagian perintah Allah.
7. Menganggap enteng perintah-perintah Allah.
8. Merasa umurnya panjang dan menunda nunda taubat.
9. Tidak mahu menuntut ilmu syar'e.
10. Lupa akan kematian.
11. Gemar mencemuh dari bersyukur.
12. Menghabiskan masa mencari aib cela orang lain dari memperbetulkan salah silap sendiri.

Namun Allah tetap memberikan:

1. Rezeki yang melimpah ruah.
2. Kesenangan terus menerus.
3. Dikagumi dan disanjung banyak orang.
4. Tak pernah diberi sakit dan penyakit.
5. Tak pernah terkena musibah.
6. Hidupnya merasa aman sentosa.

Hati-hati kerana semuanya itu adalah ISTIDRAJ...

Ini merupakan bentuk kesengajaan dan pembiaran yang dilakukan Allah pada hambaNya yang sengaja berpaling dari perintah perintah Allah. Allah menunda segala bentuk azabNya.

Dari Uqbah bin Amir radhiallahu ‘anhu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

“Jika kamu melihat Allah memberikan kenikmatan dunia kepada seorang hamba...sementara dia masih bergelimang dengan maksiat...maka itu sebenarnya adalah istidraj dari Allah.”


Monday, November 20, 2023

APA YANG DIMAKSUDKAN ISTIDRAJ

 Ianya adalah pemberian nikmat Allah kepada manusia yang mana pemberian itu tidak diredhaiNya. Inilah yang dinamakan istidraj.


Rasullulah s. a.w. bersabda :"Apabila kamu melihat bahawa Allah Taala memberikan nikmat kepada hambanya yang selalu membuat maksiat (durhaka),ketahuila h bahawa orang itu telah diistidrajkan oleh Allah SWT."

(Diriwayatkan oleh At-Tabrani, Ahmad dan Al-Baihaqi)

Tetapi, manusia yang durhaka dan sering berbuat maksiat yang terkeliru dengan pemikirannya merasakan bahawa nikmat yang telah datang kepadanya adalah kerana Allah berserta dan kasih dengan perbuatan maksiat mereka.

Masih ada juga orang ragu-ragu, kerana kalau kita hendak dapat kebahagian didunia dan akhirat kita mesti ikut jejak lan gkah Rasullulah saw dan berpegang teguh pada agama Islam.

Tetapi bagaimana dengan ada orang yang sembahyang 5 waktu sehari semalam, bangun tengah malam bertahajjud, puasa bukan di bu lan Ramadhan sahaja, bahkan Isnin, Khamis dan puasa sunat yang lain. Tapi, hidup mereka biasa sahaja. Ada yang susah juga. Kenapa? Dan bagaimana pula orang yang seumur hidup tak sembahyang, puasa pun tak pernah, rumahnya tersergam indah, kereta mewah menjalar, duit banyak, dia boleh hidup kaya dan mewah.

Bila kita tanya, apa kamu takut mati? Katanya, alah, orang lain pun mati juga, kalau masuk neraka, ramai-ramai.

Tak kisahlah! Sombongnya mereka, takburnya mereka.

Rasullulah s. a. w. naik ke langit bertemu Allah pun tak sombong, Nabi Sulaiman, sebesar-besar pangkatnya sehinggakan semua makhluk di muka bumi tunduk di bawah perintahnya pun tak sombong! Secantik-cantik Nabi Yusof dan semerdu suara Nabi Daud, mereka tak sombong. Bila sampai masa dan ketikanya, mereka tunduk dan sujud menyembah Allah.

Manusia istidraj - Manusia yang lupa daratan. Walaupun berbuat maksiat, dia merasa Allah menyayanginya. Mereka memandang hina kepada orang yang beramal. "Dia tu siang malam ke masjid, basikal pun tak mampu beli, sedangkan aku ke kelab malam pun dengan kereta mewah. Tak payah beribadatpun, rezeki datang mencurah-curah. Kalau dia tu sikit ibadat tentu boleh kaya macam aku, katanya sombong." Sebenarnya, kadang-kadang Allah memberikan nikmat yang banyak dengan tujuan untuk menghancurkannya.

Rasullulah s. a. w bersabda: "Apabila Allah menghendaki untuk membinasakan semut, Allah terbangkan semua itu dengan dua sayapnya" (Kitab Nasaibul æIbad) Anai-anai, jika tidak bersayap, maka dia akan duduk diam di bawah batu atau merayap di celah-celah daun, tetapi jika Allah hendak membinasakannya, Allah berikan dia sayap. Lalu, bila sudah bersayap,
anai-anai pun menjadi kelkatu. Kelkatu, bila mendapat nikmat(sayap) , dia akan cuba melawan api. Begitu juga manusia, bila mendapat nikmat, cuba hendak melawan Allah swt.

Buktinya, Firaun. Nikmatnya tak terkira, tidak pernah sakit, bersin pun tidak pernah kerana Allah berikannya nikmat kesihatan. Orang lain selalu sakit, tapi Firaun tidak, orang lain mati, namun dia masih belum mati-mati juga, sampai rasa angkuh dan besar diri lan tas mengaku dirinya tuhan. Tapi dengan nikmat itulah Allah binasakan dia.

Namrud, yang cuba membakar Nabi Ibrahim. Betapa besar pangkat Namrud? Dia begitu sombong dengan Allah, akhirnya menemui ajalnya hanya disebabkan seekor nyamuk masuk ke dalam lubang hidungnya.

Tidak ada manusia hari ini sekaya Qarun. Anak kunci gudang hartanya sahaja kena dibawa oleh 40 ekor unta. Akhirnya dia ditenggelamkan bersama-sama hartanya sekali akibat terlalu takbur. Jadi kalau kita kaya, jangan sangka Allah sayang, Qarun lagi kaya, akhirnya binasa juga.

Jadi, jika kita kaji dan fikir betul-betul, maka terjawablah segala keraguan yang mengganggu fikiran kita. Mengapa orang kafir kaya, dan orang yang berbuat maksiat hidup senang /mewah.

Pemberian yang diberikan oleh Allah pada mereka bukanlah yang diredhaiNya. Rupa-rupanya ianya adalah bertujuan untuk menghancurkannya. Untuk apa hidup ini tanpa keredhaanNya? Tetapi jangan pula ada orang kaya beribadat, masuk masjid dengan kereta mewah kita katakan itu istidraj.

Orang naik pangkat, istidraj. Orang-orang besar, istidraj. Jangan! Orang yang mengunakan nikmatnya untuk kebajikan untuk mengabdi kepada Allah bukan istidraj. Dan jangan pula kita tidak mahu kekayaan. Kalau hendak selamat, hidup kita mesti ada pegangan.

Bukan kaya yang kita cari, juga bukan miskin yang kita cari. Tujuan hidup kita adalah mencari keredaan Allah. Bagaimana cara untuk menentukan nikmat yang diredhai Allah? Seseorang itu dapat menyedari hakikat yang sebenarnya tentang nikmat yang diterimanya itu ialah apabila dia bersyukur nikmatnya.

Dia akan mengunakan pemberian ke ja lan kebaikan dan sentiasa redha dan ikhlas mengabdikan diri kepada Allah. Maka segala limpah kurnia yang diperolehi itu adalah nikmat pemberian yang diredhai Allah. Bila tujuan hidup kita untuk mencari keredhaan Allah, niscaya selamatlah kita di dunia dan akhirat.

Wallahualam.

"Dari Abdullah bin 'Amr R. A, Rasulullah S. A. W bersabda:

" Sampaikanlah pesanku biarpun satu ayat.."

*** Tanya pada diri ku ..... aku plak camna ????

Sunday, November 19, 2023

APA ITU ISTIDRAJ

 ISTIDRAJ itu adalah Azab Yg berupa kenikmatan.

Yang Diundur Undur Oleh ALLAH SUBHANAHU WATA'ALA.
Namun ALLAH SUBHANAHU WATA'ALA Tetap Memberikan Kita :
1). HARTA YANG BERLIMPAH;
Padahal Tidak Pernah Bersedekah.
2). REZEKI BERLIPAT-LIPAT;
Padahal Jarang Sholat,
Tidak Senang pada Nasihat Ulama,
dan Terus Berbuat Maksiat..
3). DIKAGUMI, DIHORMATI;
Padahal Akhlak gak baik..
4). DIIKUTI, DITELADANI dan DIIDOLAKAN;
Padahal Bangga Mengumbar Aurat
Dalam Berpakaian..
5). SANGAT JARANG DIUJI SAKIT;
Padahal Dosa-Dosa Menggunung
6). TIDAK PERNAH DIBERIKAN MUSIBAH;
Padahal Gaya Hidupnya Sombong,
Meremehkan Manusia,
Angkuh..
7). ANAK-ANAK SEHAT-SEHAT,
CERDAS-CERDAS;
Padahal Diberikan Makan
Dari Harta Hasil Yang Haram
(Menipu, Korupsi, Riba', dll )..
8. HIDUP BAHAGIA PENUH CANDA TAWA;
Padahal, Banyak Orang Karenanya
Ternoda dan Terluka.
9. KARIRNYA TERUS MENANJAK;
Padahal Banyak Hak Orang
Yang Diinjak-Injak..
10. SEMAKIN TUA SEMAKIN MAKMUR;
Padahal Berkubang Dosa
Sepanjang Umur..
Hati-Hati, Karena itulah
yang Dinamakan ISTIDROJ.
RENUNGKAN AYAT INI
ALLAH SUBHANAHU WATA'ALA. berfirman:
فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّىٰ إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ
Artinya:
"Maka Tatkala Mereka Melupakan Peringatan yang telah diberikan kepada mereka,
KAMI pun Membukakan Semua Pintu-Pintu Kesenangan Untuk Mereka;
Sehingga apabila Mereka Bergembira
Dengan Apa yang Telah Diberikan
Kepada Mereka, KAMI Siksa Mereka
Dengan Sekonyong-Konyong,
maka ketika itu mereka terdiam berputus asa."
(QS. AL-'AN'ĀM : 44 )
RASULULLAH SHOLALLAHU ALAIHI WASALLAM bersabda:
إِذَا رَأَيْتَ اللّهَ يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا عَلَى مَعَاصِيهِ مَا يُحِبُّ، فَإِنَّمَا هُوَ اسْتِدْرَاجٌ
"Jika Kamu Melihat ALLAH Memberikan Dunia Kepada Seorang Manusia Pelaku Maksiat,
Dengan Sesuatu YANG ia (pelaku maksiat) Sukai,
Maka Sesungguhnya Itu adalah ISTIDROJ."
(HR. AHMAD )
Maka Jangan Silau Dengan Kesuksesan
dan Kemegahan Yang Ditampilkan Seseorang.. !!!
Maka Waspadalah.. !!!
Bisa Jadi Dia Sedang Mengalami ISTIDROJ.
Dan pada Saatnya Nanti, ALLAH SUBHANAHU WATA'ALA. ,
Tiba-Tiba Mencabut Semua Kenikmatan itu, Tanpa Dia Sadari. !!!
Sebagai Orang Beriman yang Dikasihi ALLAH SUBHANAHU WATA'ALA.
maka ALLAH SUBHANAHU WATA'ALA. akan Selalu Menjaga Kita
dari Segala Kemaksiatan,
Tidak Dibiarkan Dalam Kesesatan. !
Jadi kalau kita sudah Beramal Sholeh,
Namun Kita Masih Diberi Ujian / Cobaan,
Maka Itulah Tanda Kasih Sayang ALLAH SUBHANAHU WATA'ALA., pada Hamba-Hamba-NYA,
Berupa Keringanan Dosa dan Menuju Ampunan-NYA.

MULALAH MELANGKAH - BETTER LATE THAN NEVER

JANGANLAH KAMU BERPUTUS ASA DARI RAHMAT ALLAH Firman Allah Ta’ala: قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُو...